Ponpes Al Hidayah Tenggarong

Loading

Archives June 2, 2025

Merangkul Perbedaan: Tantangan Generasi Religius dan Intelektual di Era Digital


Merangkul perbedaan merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh generasi religius dan intelektual di era digital. Di zaman yang serba cepat dan terhubung ini, kemampuan untuk memahami dan menerima perbedaan menjadi semakin penting. Namun, hal ini tidak selalu mudah dilakukan, terutama di tengah polarisasi yang semakin memanas.

Menurut Dr. Din Syamsuddin, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), merangkul perbedaan adalah kunci untuk menciptakan harmoni dalam kehidupan beragama. Beliau mengatakan, “Kita harus belajar untuk menghargai perbedaan, karena itulah yang membuat kehidupan menjadi lebih berwarna dan bermakna.”

Namun, tantangan yang dihadapi oleh generasi religius dan intelektual tidak hanya sebatas pada ranah agama. Prof. Dr. Azyumardi Azra, seorang pakar sejarah Islam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, menekankan pentingnya merangkul perbedaan dalam ranah intelektual. Beliau menyatakan, “Dalam dunia akademik, kita harus mampu menerima sudut pandang yang berbeda-beda, karena itulah yang membuat proses pemikiran menjadi lebih kreatif dan inovatif.”

Namun, di era digital yang penuh dengan informasi dan opini yang beragam, merangkul perbedaan bukanlah hal yang mudah. Dr. Siti Musdah Mulia, seorang akademisi dan aktivis perempuan, mengatakan, “Generasi muda harus dilengkapi dengan keterampilan untuk memilah informasi dan berpikir kritis, agar mampu menyikapi perbedaan dengan bijak.”

Oleh karena itu, pendidikan menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan merangkul perbedaan ini. Dr. Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, menekankan pentingnya pendidikan karakter yang mengajarkan nilai-nilai toleransi dan keberagaman. Beliau mengatakan, “Melalui pendidikan, generasi muda bisa belajar untuk menghormati perbedaan dan bekerja sama dalam membangun masyarakat yang damai dan beradab.”

Dengan kesadaran akan pentingnya merangkul perbedaan, generasi religius dan intelektual di era digital diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis. Sebagaimana kata Nelson Mandela, “Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa digunakan untuk mengubah dunia.” Mari kita bersama-sama merangkul perbedaan dan membangun masa depan yang lebih baik untuk semua.

Mendukung Inovasi Melalui Pendidikan Kewirausahaan


Inovasi merupakan kunci utama dalam memajukan dunia bisnis dan ekonomi. Namun, untuk dapat menciptakan inovasi yang berkelanjutan, pendidikan kewirausahaan menjadi hal yang sangat penting. Mendukung inovasi melalui pendidikan kewirausahaan bukan hanya sekedar slogan belaka, tetapi merupakan upaya nyata untuk menciptakan generasi muda yang kreatif dan berani mengambil risiko.

Menurut Dr. Hadi Kuntjara, seorang pakar kewirausahaan dari Indonesia, “Pendidikan kewirausahaan tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan tentang bagaimana memulai bisnis, tetapi juga mengajarkan cara berpikir kreatif dan solutif dalam menghadapi permasalahan yang ada.” Dengan pendidikan kewirausahaan yang baik, diharapkan para pelajar dan mahasiswa dapat memiliki mentalitas wirausaha yang kuat dan siap bersaing di dunia bisnis yang semakin kompleks.

Salah satu contoh negara yang sukses dalam mendukung inovasi melalui pendidikan kewirausahaan adalah Finlandia. Menurut Pasi Sahlberg, seorang pendidik asal Finlandia, “Kewirausahaan menjadi bagian integral dalam kurikulum pendidikan di Finlandia. Para siswa diajarkan untuk berpikir out of the box dan menciptakan solusi-solusi baru untuk masalah yang ada.” Dengan pendekatan ini, Finlandia berhasil menciptakan lingkungan pendidikan yang mendorong inovasi dan kreativitas.

Di Indonesia sendiri, pemerintah juga telah mulai memberikan perhatian lebih terhadap pendidikan kewirausahaan. Program-program seperti Kewirausahaan di Sekolah dan Perguruan Tinggi Wirausaha (PTW) telah dicanangkan untuk mendukung inovasi melalui pendidikan kewirausahaan. Namun, masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk memastikan bahwa pendidikan kewirausahaan benar-benar dapat menghasilkan generasi muda yang inovatif dan berdaya saing tinggi.

Dengan demikian, mendukung inovasi melalui pendidikan kewirausahaan bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Sebagai masyarakat, kita perlu memahami pentingnya pendidikan kewirausahaan dalam menciptakan generasi muda yang siap menghadapi tantangan masa depan. Seperti yang dikatakan oleh Bill Gates, “Jika kita tidak mempersiapkan generasi muda untuk menjadi inovatif, maka kita akan tertinggal jauh dalam persaingan global.” Oleh karena itu, mari bersama-sama mendukung inovasi melalui pendidikan kewirausahaan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

Peran Orang Tua dalam Mendukung Ekstrakurikuler Islami Anak


Peran orang tua dalam mendukung ekstrakurikuler Islami anak sangatlah penting untuk membentuk karakter dan moral anak. Sebagai orang tua, kita harus memahami betapa besar pengaruh ekstrakurikuler Islami dalam membentuk kepribadian anak. Dengan dukungan yang tepat dari orang tua, anak dapat belajar nilai-nilai Islam secara lebih mendalam dan terarah.

Menurut Dr. H. Asep Saefullah, M.Pd., seorang pakar pendidikan Islam, “Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing anak-anak dalam menjalani kegiatan ekstrakurikuler Islami. Mereka harus memberikan dukungan penuh dan memotivasi anak-anak untuk terus aktif dalam kegiatan tersebut.”

Orang tua juga perlu terlibat secara aktif dalam memantau perkembangan anak dalam kegiatan ekstrakurikuler Islami. Dengan terlibat langsung, orang tua dapat memberikan arahan dan masukan yang dapat membantu anak dalam mengembangkan potensinya. Seperti yang disampaikan oleh Ust. Abdul Somad, “Orang tua adalah sosok yang pertama kali memberikan contoh dan teladan bagi anak. Dukungan dan motivasi dari orang tua sangat berpengaruh dalam membentuk karakter anak.”

Selain itu, orang tua juga perlu memberikan dorongan dan pujian atas prestasi anak dalam kegiatan ekstrakurikuler Islami. Dengan memberikan apresiasi, anak akan merasa dihargai dan termotivasi untuk terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pendapat Dr. M. Quraish Shihab, seorang ahli tafsir Al-Qur’an, yang menyatakan bahwa “Anak yang mendapatkan dukungan dan apresiasi dari orang tua cenderung memiliki rasa percaya diri yang tinggi.”

Dengan demikian, peran orang tua dalam mendukung ekstrakurikuler Islami anak tidak boleh dianggap remeh. Dukungan dan keterlibatan orang tua dalam kegiatan tersebut dapat membantu anak dalam memperoleh manfaat positif secara maksimal. Sebagai orang tua, mari kita terus mendukung dan mendorong anak-anak kita untuk aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler Islami demi membentuk generasi yang unggul dan berakhlak mulia.